Peraturan pemerintahan No. 28 dan 29 tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa “Bimbingan ialah bantuan yang diberikan kepada murid dalam rangka menemukan pribadi, mengenai lingkungan dan merencanakan masa depan” Pengertian ini secara langsung telah mencakup arti dan tujuan pokok bimbingan dan konseling di sekolah.

Secara lebih spesifik SK Mendikbud No. 025/0/1995 mengemukakan “Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk murid, baik secara perorangan maupun secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi bimbingan sosial dan bimbingan karier melalui jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang baik”.

Gambaran Umum Kenakalan Siswa Sekolah Dasar

Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada keinginan – keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang di sebabkan oleh kenakalan anak, justru sering menyangkut pihak – pihak lain.

Pentingnya Pengembangan Karier Anak
Bimbingan karier itu sangat perlu diberikan kepada para siswa untuk menyaring serta menyeleksi potensi-potensi yang dimilikinya, yang sesuai dengan siswa dalam menentukan masa depannya.
Sedangkan apa yang dimaksud dengan karier itu sebenarnya ? sebagai bahan orientasi karier pada khususnya, menurut pendapat :
Menurut prof. Edgar H. Schein karier adalah suatu pendangan yang telah membudaya mengenai tingkat kemajuan yang terbatas pada tingginya upah.[3]
Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Siswa Sekolah Dasar
Kenakalan anak menurut sebahagian para ahli merupakan kegagalan memperoleh respon yang dapat diterima oleh masyarakat atau kegagalan memperoleh pembenaran moral dan etis yang sesuai dengan budaya masyarakat. Dan sebab-sebab kegagalan tersebut bersumber dari problem perkembangan.
Psikologi anak yang menghadapi proses super – ego anak kearah sosialisasi yang tepat dan memadai mungkin juga disebabkan tidak mampu menyesuaikan diri dengan standar prilaku yang umum di masyarakat sekitarnya.[4]
Jadi kenakalan anak diukur dengan standar nilai dan norma-norma sosial. Mungkin satu bentuk prilaku siswa dilingkungan masyarakat tidak sesuai dengan tolak ukur dari kebudayaan atau tradisi yang berlaku, maka bentuk-bentuk prilaku tersebut di pandang sebagai kenakalan.[5]
Apa yang dianggap oleh guru sebagai pelanggaran serius atau kelakuan yang tidak layak sering berbeda dengan pendapat para ahli psikologi. Misalnya ciri-ciri non agresif kurang gaul, rasa cemas, suka menyendiri,muram, dan lain sebagainya hal itu dipandang serius bagi perkembangan pribadi anak oleh para ahli kesejahteraan rohani atau “mental Hygiene”. Sebaiknya pelanggaran yang dipandang serius oleh guru seperti menulis kata – kata jorok, membolos, menyontek, menentang, merusak, tidak di anggap penting oleh para ahli psikologi. Guru terutama mementingkan ketertiban kelas dan sekolah untuk mencapai potensi akademis yang sebaik-baiknya. Sebalikya ahli mental hygiene mengutamakan perkembangan pribadi anak agar menjadi individu yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dengan penuh keperyaan akan dirinya.[6]
Guru yang juga memperhatikan aspek kepribadian anak hendaknya menerima pendirian para ahli mental hygiene dan menjadikan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan akademis. Ia akan lebih banyak membri tanggung jawab kepada anak-anak untuk memelihara disiplin dan bekerja tanpa mengganggu orang lain. Ia juga akan memperhatikan anak yang pendiam, penakut, mencoba memahami dan membantu mereka, dengan demikian guru itu bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik.[7]
Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa serta Peran Guru Dalam Mangatasinya
Dalam membahas anak berprilaku nakal. Akan di batasi pada tiga jenis prilaku bermasalah yaitu:
# Keras kepala atau dengil
Anak yang keras kepala ialah anak yang suka membantah terhadap orang lain, tetapi tidak ada alasan yang diajukan, anak yang keras kepala selain dilingkungan keluarga dapat juga dilingkungan sekolah. Anak yang keras kepala biasanya bertujuan untuk menyembunyikan kelemahan bathin yang ada pada dirinya.
Anak keras kepala sering timbul dikalangan anak-anak setelah mereka mencapai umur tujuh tahun. Anak-anak memperlihatkan sikap dengil  itu dalam wujud suka membantah, suka ngadal dan sebaganya. Namun orang tua pada umumnya langsung memarahinya bahkan langsung memukulnya, sehingga anak menjadi nakal dan keras kepala kepada kedua orang tuanya.[8]
# Berbohong
Berbohong adalah salah satu cacat atau kesalahan yang sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, bohong selain merupakan sifat yang tidak terpuji, juga dapat menimbulkan masalah bagi guru.
Jenis – Jenis bohong
•    Bohong karena darurat
•    Bohong sosial atau bohong altvuistik
•    Bohong untuk kepentingan diri sendiri
•    Bohong kompensasi
# Pendusta
Pada umumnya seorang anak berdusta karena kedua orang tuanya atau orang lain karena ia ingin melakukan sesuatu keinginan hatinya. Atau ia berdusta karena ada rasa takut yang menyelimuti perasaan untuk berusaha jujur tapi takut untuk dimarahi.[9]
Sebab – sebab anak sering berdusta
•    Merasa takut.
•    Ingin menarik perhatian orang lain.
•    Ingin memperoleh keuntungan.
Peran Guru Bimbingan Dalam Pengembangan Wawasan Karier Siswa SD
#  Pengertian
Untuk mendapatkan gambaran yang cukup memadai tentang pengertian dan bimbingan karier, maka dalam bagian ini terlebih dahulu dibahas apa yang dimaksud dengan karier. Karier adalah suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan, yang dipegang oleh orang atau seseorang seumur hidup, (Bruce Shert Zer. 1997).
Menurut Edwar Gres bahwa karier adalah segala usaha yang direncanakan untuk menghasilkan beberapa perubahan, walaupun hanya terbatas dalam daerah tertentu.
#  Tujuan program Bimbingan Karier
Dalam mengembangkan suatu program karier di sekolah perlu diperhatikan tujuan dan proses untuk mencapai tujuan itu. Secara umum tujuan dan bimbingan karier di sekolah adalah untuk membantu siswa untuk memiliki ketrampilan dalam mengambil keputusan. Secara khusus tujuan program bimbingan karier di sekolah sebagai berikut :
•    Siswa dapat memahami menilai dirinya terutama mengenai potensi-potensi dasar.
•    Siswa sadar akan kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang.[10]
Tahap dan Karakteristik perkembangan karier Anak.
Ginzberg (1985) memandang masalah pemelihan jabatan dari sudut perkembangan orang muda,pemilihan jabatan tidak hanya terjadi sekali saja, tetapi mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu antara 6 – 15 tahun.
Dalam proses perkembangan anak dibagi dalam tiga fase, pertama fase fantasi dari saat lahir hingga 11 tahun. Kedua fase tentatif selama masa remaja, muda dari umur 11 – 17 tahun. Ketiga fase realistis selama masa remaja tengah dan dewasa mudah dari umur 17 – 25 tahun.
Selama masa fase anak mula-mula hanya bermain-main saja dan permain ini dianggap tidak mempunyai kaitan dengan dunia kerja.

Beranda        Cara Pesan        Demo        F A Q        Bonus        Kontak